Hubungan Religiusitas dengan Prilaku Sosial
1.
Pengertian Religiusitas
Secara bahasa ada
tiga istilah yang masing-masing kata tersebut memilki perbedaan arti yakni
religi, religiusitas dan religius. Religi berasal dari kata
religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau
kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia.
Religiusitas berasal dari kata religiosity yang berarti keshalihan,
pengabdian yang besar pada agama. Religiusitas berasal dari religious yang
berkenaan dengan religi atau sifat religi yang melekat pada
diri seseorang.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Religiusitas
Religiusitas
atau keagamaan seseorang ditentukan dari banyak hal, di antaranya: pendidikan
keluarga, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilakukan pada waktu kita kecil
atau pada masa kanak-kanak. Seorang remaja yang pada masa kecilnya mendapat
pengalaman-pengalaman agama dari kedua orang tuanya, lingkungan sosial dan
teman-teman yang taat menjalani perintah agama serta mendapat pendidikan agama
baik di rumah maupun di sekolah, sangat berbeda dengan anak yang
tidak pernah mendapatkan pendidikan agama di masa kecilnya, maka pada dewasanya
ia tidak akan merasakan betapa pentingnya agama dalam hidupnya.
Menurut Glock
(Rahmat, 2003) bahwa ada lima aspek atau dimensi
religiusitas yaitu :
religiusitas yaitu :
a. Dimensi Ideologi atau keyakinan, yaitu dimensi dari keberagamaan yang berkaitan
dengan apa yang harus dipercayai, misalnya kepercayaan adanya Tuhan,
malaikat, surga, dsb. Kepercayaan atau doktrin agama adalah dimensi yang
paling mendasar.
b. Dimensi Peribadatan, yaitu dimensi keberagaman yang berkaitan
dengan sejumlah perilaku, dimana perilaku tersebut sudah ditetapakan
oleh agama, seperti tata cara ibadah, pembaptisan, pengakuan dosa,
berpuasa, shalat atau menjalankan ritual-ritual khusus pada hari-hari
suci.
c. Dimensi Penghayatan, yaitu dimensi yang berkaitan dengan
perasaan keagamaan yang dialami oleh penganut agama atau seberapa
jauh seseorang dapat menghayati pengalaman dalam ritual agama
yang dilakukannya, misalnya kekhusyukan ketika melakukan sholat.
d. Dimensi Pengetahuan, yaitu berkaitan dengan pemahaman
dan pengetahuan seseorang terhadap ajaran-ajaran agama yang
dianutnya.
e. Dimensi Pengamalan, yaitu berkaitan dengan akibat dari
ajaran-ajaran agama yang dianutnya yang diaplikasikan melalui sikap dan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengertian Perilaku Sosial
Menurut Rusli Ibrahim (2001), Perilaku sosial adalah suasana saling
ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia.
Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi
tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain,
dimana saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya
bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung
dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling
menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup
bermasyarakat.
Pembentukan perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Pada aspek eksternal
situasi sosial memegang peranan yang cukup penting. Situasi sosial diartikan
sebagai tiap-tiap situasi di mana terdapat saling hubungan antara manusia yang
satu dengan yang lain. Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan
terjadinya interaksi social dapatlah dikatakan sebagai situasi sosial. Contoh
situasi sosial misalnya di lingkungan pasar, pada saat rapat, atau dalam
lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.
Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Sosial
1. Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki
karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan
orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika
ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh
oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai
sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia
akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk
melakukan sesuatu perbuatan.
2. Proses
Kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang
menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku
sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak
dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan
orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki
dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa karena
selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam pembelajaran penjaskes
maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani yang ditunjukkan oleh
perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas
jasmani dengan benar.
3. Faktor
Lingkungan
Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang.
Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa
berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada
di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur
kata.
4. Tatar Budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan
terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang
beretnis budaya lain atau berbeda.
jadi hubungan dari
Religiusitas dengan Prilaku Sosial itu saling berhubungan satu sama lain dimana
Prilaku sosial dapat terbentuk karna adanya juga hubungan religiusitas dan
begitupun sebaliknya prilaku sosial juga terbentuk karna adanya juga hubungan
religiusitas, Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam
suasana saling mendukung dalam kebersamaan, bisa juga adanya salign menghormati
satu sama lain dan saling menghargai umat yang berbeda suku , ras , adat , dan
agama.
Sumber:
http://farahdibazzhr.blogspot.co.id/2016/06/hubungan-religiusitas-dengan-perilaku.html