Rabu, 09 Desember 2015

Pemuda Dan Sosialisasi

Pemuda Dan Sosialisasi

1.     Internalisasi Belajar Dan Spesialisasi
Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis, masas ini memungkinkan mereka berada dalam anomi (keadaan tanpa norma atau hukum, Red) akibat kontradiksi norma maupun prientasi mendua.
Anomi menurut Enoch Markum, muncul akibat keanekaragaman dan kekaburan norma. Misalnya A yang ditanamkan dalam keluarga, sangat bertentangan dengan norma B yang ia saksikan di luar lingkungan keluarga.

Orientasi Mendua
Sedangkan mengenai orientasi mendua, menurut Dr. Male, adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan ketertarikan serta loyalitas terhadap peer (teman sebaya), apakah itu di lingkungan belajar (sekolah) atau di luar sekolah. Keadaan bimbang akibat orientasi kedua menurut Dr. Male juga menyebabkan remaja nekad malakukan tindak bunuh diri.
Untuk mengatasi masalah ini. Dr. Male mengemukakan beberapa alternatif. Jalan keluar yang diambil harus memperhitungkan peranan peer group. Progaram pendidikan yang melawan arus peer, besar kemungkinan tidak berhasil. Penggunaan waktu luang remaja juga diperhatikan, untuk menanggulangi masalah tersebut.
Sementara Enoch Markum berpendapat, agar orang dewasa tidak selalu manganggap setiap youth culture adalah counter culture. Remaja harus diberi kesempatan berkembang dan berargumentasi. Ia hanya menawarkan dua alternatif pemecah masalah. Pertama mangaktifkan kembali fungsi keluarga, dan kembali pada pendidikan agama karena hanya agama yang bisa memberikan pegangan yang mantap. Kedua, menegakkan hukum akan berpengaruh besar bagi remaja dalam proses pengukuhan identitas dirinya.

Peranan Media Massa
            Menurut Zulkarimen Nasution, dewasa ini tersedia banyak pilihan isi informasi. Dengan demikian, kesan semakin permisifnya masyarakat juga tercermin pada isi media yang beredar. Sementara masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Ditandai beberapa ciri. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri. Kedua, Kemampuan melepas diri dari ketergantungan orang tua. Ketiga, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.
            Ciri-ciri ini menyebabkan kecenderungan remaja melahap begitu saja arus informasi yang serasi dengan selera dan keinginan mereka. Zulkarimen  juga mengamati, para tetua yang tadinya berfungsi sebagai penapis informasi atau pemberi rekomendasi terhadap pesan-pesan yang diterima kini tidak berfungsi sebagai sediakala.

 Perlu Dikembangkan
            Arif Gosita SH yang berbicara mengenai kecenderungan-kecenderungan relasi orang tua dan remaja ( KROR) menyatakan KROR positif merupakan faktor pendukung hubungan orang tua dan remaja yang edukatif.
            Mengembangkan KROR yang positif, menurut Arif Gosita bukan hal yang mudah karena harus menghadapi KROR negatif yang terus berkembang. Akibat situasi dan kondisi tertentu misalnya oerubahan sosial. Masalah kepemudaan dapat ditinjau dari 2 asumsi, yaitu:
1.      Penghayatan mengenai proses perkembagan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri.
2.      Posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri.



2.    Pemuda Dan Identitasnya
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya.

a.      Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola Dasar Pembinaan dan Pengenbangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semu pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penangannya bear-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaan dapat terarah.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Gnerasi Muda disusun berlandasan:
1)      Landasan Idil : Pancasila
2)      Landasan Konstistusional : Undang-Undang Dasar 1945
3)      Landasan Strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4)      Landasan Hisoris : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5)      Landasan Normatif : Etika, tata Nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
Tanpa ikut sertanya generasi muda, pembangunan ini sulit berhasil bukan saja karena pemuda meruoakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi yang lebih penting tanpa kegairahan dan kreatifitas pemuda maka pembangunan bansa kita dalam jangka panjang dapat kehilangan kesinambungan.
Dalam hal ini Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
1)      Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya.
2)      Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuan ke tingkat yang potimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.

b.     Masalah dan Potensi Generasi Muda
1)      Permasalahan Gnenerasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a)      Dirasa permaslahan jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk generasi muda
b)      Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c)       Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal
d)      Kurangnya lapangan kerja atau kesempatan kerja
e)      Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda
f)       Masih banyaknya perkawinan di bawah umur
g)      Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga
h)      Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkoba
i)        Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda

Dalam rangka untuk memecahkan permasalahan generasi muda tersebut di atas memerlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan bencana dari seluruh pembangunan.

2)      Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
a)      Idealisme dan Daya Kritis
b)     Dinamika dan Kreatifitas
c)      Keberanian mengambil resiko
d)     Optimis dan kegairahn semangat
e)      Sikap kemandirian dan disipin murni
f)       Terdidik
g)      Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
h)     Patriotisme dan nasionalisme
i)        Sikap kesatria
j)        Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikit agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarnai carangku berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Proses sosialisasi ini berarti tidak berhenti sampai pada keluarga, tapi masih ada lembaga lainnya. Cohen (1983) menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosialisasi yang terpenting ialah keluarga, sekolah, kelompokm sebaya dan media massa.
Meskipun sosialisasi itu mungkin berbeda-beda berbagai lembaga, kelompok maupun masyarakat, namun sasaran sosialisasi itu sendiri banyak memiliki kesamaan.
Tujuan pokok sosialisasi adalah:
1)     Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat
2)     Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya
3)     Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat
4)     Bertingakah laku selaras dengan nirma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau keompok khususnya dan masyarakat umumnya
Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan penting. Karena dalam proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan segala daya imitasi dari lingkungan sekelilingnya.



3.    Pemuda Dan Identitasnya
A.     Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Jika pada abad ke 20 ini Planet Bumi dihuni oleh mayoritas penduduk berusia muda, dengan perkiraan berusia 17 tahunan, tentu akan menimbulkan beberapa pertanyaan. Dua di antara deretan pertanyaan yang muncul aldalah: Apakah generasi muda itu telah mendapat kesempatan mengenyam dunia pendidikan dan keterampilan sebagai modal utama bagi insan pembangunan? Sampai dimana penyelengaraan pendidikan formal dan non formal berperan bagi pembangunan, terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang?
Pada kenyataan negara-negara sedang berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyenglenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubungan dengan itu negara-negara berkembang merasa selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan keteramopilan khusus.

B.     Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Sebagai prasyarat utama dalam pembangunan, Suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunannya secara ‘self propelling’ dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya, Modernisasi Jepang agaknya merupakan contoh prototipe dalam hubungan ini.
Dalam arti inilah, maka pembicaraan tentang generasi muda/pemuda khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting. Karena berbagai alasan:
Pertama, Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang kuas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada di dalam masyarakat.
Kedua, Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama dibangkui sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya.
Ketiga, Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat manyatu dalam bentuk jterjadinya akulturasi sosial dan budaya.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan pertise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidika nlabih baik lagi dari keseluruhan generasi muda lainnya.

Jumat, 04 Desember 2015

Individu,Keluarga dan Masyarakat


Individu,Keluarga dan Masyarakat

1.           Pertumbuhan Individu
A.          Pengertian Individu
”Individu” berasal dari kata latin. “inidividum” artinya “yang tek terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk. Memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia .
            Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian seiring digunakan sebutan “orang-orang” atau “manusia perseorangan”. Sifat dan fungsi orang-orang disekitar kita adalah mahluk-mahluk satu sama lain.
            Dari sedikit uraian diatas dapatlah disimpulkan , bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya, Presepsi terhadap inidividu atau hasil pengamatan manusia  dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan tuhan yang mempunyai tiga aspek melekat pada dirinya.
      Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualisasi atau aktualisasi diri. Individu di alam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkina: menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitas atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau.


B.          Pengertian Pertumbuhan
Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat antara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa. Dapat dirimuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.
            Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keseluruhan yang lebih dulu ada, baru kemudian nyusul bagian-bagiannya.


C.          Faktor-faktor yang Mempengaruhipertumbuhan
Dalam membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan, yaitu:
a)      Pendirian Nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
b)     Pendirian Empiristik dan Enviromentalistik
Pendiriran ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat. Bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkunagan sedang dasar tidak berperan sama sekali. Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan.

c)      Pendidikan Konvergensi dan Interaksionisme
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modivikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepi interaksionisme yang beroandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
d)     Tahap pertumbuhan Individu berdasar psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebgai berikut:
1)     Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun.
2)     Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun
3)     Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun.
4)     Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun.

Ø  Masa Vital
Pada masa vital ini manusia menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan indivitu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidanikmatan.

Ø  Masa Estetik
Masa estetik ini dianggap sebagai masapertumbuhan rasa kehidupan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah sungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak muncul gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3,0 tahun sampai umur 0,5 tahun.
Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki, dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan: akan tetapi, kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikan, dan menghendaki benda yang lain dan seterusnya.

Ø  Masa Intelektual (masa keserasian bersekolah)
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif.  Sehingga  menjadi matang unutk didik daripada masa-masa sebelumnya dan sesudahnya
Ø  Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena mempunyai sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masayarakatnya.
1)     Masa Pra Remaja
Penggunaan istilah pra remaja ini hanya untuk menunjukkan satu masa yang mengikuti masa peureal berlangsung secara singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif sehingga disebut juga masa negatif.

2)     Masa Remaja
Sebagai gejala pada masa ini adalah merindu puja. Dalam fase ini (masa negatif) untuk pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya.
Proses Terbentuknya pendirian hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup di dalam eksplorisasi siremaja. Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup tersebut melewati tiga langkah, yaitu:
1.      Karena tiadanya pedoman sehingga mereka merindukan sesuatu yang dapat dianggap bernilai, pantas hidupnya,
2.      Obyek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung nilai-nilai tertentu. Dalam pemujaan terhadap orang-orang tertentu ini umumnya terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan anak wanita.
3.      Para remaja lebih dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, nilai dapat ditangkap dan difahaminya sebagai sesuatu yang abstrak.
3)     Masa Usia Mahasiswa
Pada masa usia mahasiswa banyak peristiwa-peristiwa yang oerlu untuk diperhatikan, antara lain yaitu: Bila dilihat dari segi pertumbuhan, tugas dikembangkan pada usia ini adalah pemantapan pendirian hidup serta penyiapan diri dengan ketrampilan dan kemampuan-kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan pendirian hidup yang terpilihnya. Mahasiswa akan mengalami perubahan secara perlahan dari sikap hidup yang idealistik ke yang realistik.




2.           Fungsi-fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit masyarakat yang tekecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan sebagai macam bentuk kepribadiannya dalam masayarakat.
Keluarga biasanya terdiri dari suami, isteri dan anak-anaknya. Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan mulai bisa melihat dan mengenal arti diri sendiri, dan kemudian belajar malalui pengenalan itu. Keluarga sebagai kelompok petama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara individual di masuarakat.

A.   Pengertian Fungsi Keluarga
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumoai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu bisa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu.

B.   Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga dapat digolongkan kedalam beberapa fungsi, yaitu:
a)    Fungsi Biologis
Dengan fungsi Ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan.
b)    Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan unutk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut:
1)    Gangguan udara dengan berusaha menyediakan obat-obatan
2)    Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan
3)    Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain
Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah barang tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat pula.
c)      Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelengarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu:
1)     Kebutuhan makan dan minum
2)     Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3)     Kebutuhan tempat tinggal
d)     Fungsi Keagamaan
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelaksanaan sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang pancasila apabila semua kelurga melaksanakan P4 dan fugsi keluarga itu.
e)      Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh msyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan atau mereka jalankan kelak bila sudah dewasa.


3.           Individu, Keluarga dan Masayarakat
1)   Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “inidividium” yang artinya yang tak terbagi. Kata Individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.

2)    Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualis. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.

3)   Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri dari atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat moidern).
Masyarakat Sederhana, dalam lingkungan masyarakat sederhana pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primtif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
Masyarakat Maju, masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dengan perkembagan berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.



4. Hubungan  Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat

A.   Makna Individu
Manusia adalah mahluk individu. Mahluk individu berarti mahluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
            Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatam manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruh jiwa raganya.
           
B.   Makna Individu
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosiall ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Ada 5 sifat terpenting, diantaranya :
1.      Hubungan Suami Isteri
2.      Bentuk perkawinan di mana suami isteri itu diadakan dan dipelihara
3.      Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan
4.      Milik atau harga benda keluarga
5.      Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama

C.    Makna Masyarakat
Pengertian masyarakat menurut R.linton adalah seorang alhi antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengeorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses yang fundamental, yaitu:
1.      Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota
2.      Timbul perasaan berkelompok secaran lambat laun atau lesprit de corps
Mengingat definisi masyarakat tersebut, maka dapat diamblil kesimpulan, bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2.      Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dan satu daerah tertentu
3.      Adanya aturan-aturan tau undang-undangan yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, adalah:
1.      Dorongan untuk mencari makan
2.      Dorongan untuk mempertahankan diri
3.      Dorongan untuk melangsungkan jenis
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok sosial harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
1.      Setiap anggotanya harus sadar bahwa ia merupakan bagian lain kelompoknya
2.      Ada hubungan timbal balik antara angota-angotanya
3.      Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama dan sebagainya.
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh individu-individu yang beradap dalam keadaan sadar.



Unsur-unsur Desa
1.      Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak jelas, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis tertentu.
2.      Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
3.      Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.
Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa pada umumnyaselalu jauh dari kota atau dari pusat keramaian. Peninjauan ke desa-desa atau perjalanan ke desa sama artinya dengan menjauhi kehidupan di kota dan lebih mendekati daerah-daerah yang monoton dan sunyi.
Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini misalnya saja:
a)      Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
b)     Faktor iklim yang dapat memberuikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani.
c)      Faktor bencana alam seperti tetusan gunung, gempa bumi, banjir  dan sebagainya yang harus dihadapi dan dialami bersama.
Jadi persamaan nasib dan pengalaman menimbulkan hubungan sosial yang akrab.


Fungsi Desa
Pertama  dalam hubungan dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah pendukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan maknan lain yang berasal dari hewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebgai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.
Ciri-ciri masyarakat pedsaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)     Homogenitas  Sosial
Bahwa masyrakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen. Oleh karena itu hidup di desa biasanya terasa tenteram aman dan tenang.
2)     Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah. Mulai masalah-masalah umum/maslah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim.
3)     Kontrol Sosial yang Ketat
Di atas dikemukakan hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain.
4)     Gotong Royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.
5)     Ikatan Sosial
Setiap anggota masyarakat desa siikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memeenuhi norma dan kaidah yang sudah disepakati, akan dihukum dan dikeluarkan dari ikatan sosial dengan cara mengucilkan/memencilkan.
6)     Magis Religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai orang jawa mengadakan selamatan-selamatan untuk meminta rezeki, minta perlindungan, minta diampuni dan sebagainya.
7)     Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja.




5.           Urbanisasi dan Urbanisme
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaam dengan masyarakat perkotaan. Kiranya perlu pula disinggung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses urabanisasi boleh dikatakan terjadi di seluruh dunia, baik pada negara-negara yang sudah maju industrialnya maupun yang secara relatif belum memiliki industri.
Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hall mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Porses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu:
Ø  Perubahan masyarakat deas menjadi masyarakat kota
Ø  Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa mereka tertarik keadaan di kota)
Sehubungan dengan proses tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah, sebab suatu daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:
1)     Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota
2)     Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan.
3)     Timbulnya Indutri di daerah itu, yang memproduksi barang-barang maupun jasa-jasa.



IBX5A7C4817A5BA6