|
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Daftar Isi:
1.
Pertumbuhan
Penduduk dan Migrasi
a.
Penduduk dunia
dan masalahnya
b.
Pendidikan dan
Kesehatan dinegara-negara berkembang
c.
Usaha mengatasi
masalah penduduk dunia
d.
Masalah penduduk
di Indonesia
2.
Pembagian Kerja
Dalam Masyarakat
3.
Perkembangan
Kebudayaan
a.
Hubungan manusia
dan kebudayaan
b.
Hubungan
masyarakat dengan kebudayaan
c.
Hubungan
masayarakat, masnuia dan kebudayaan
4.
Pranata-pranata
dan Institusionalisasi
a.
Proses
pertumbuhan lembaga kemasyarakatan
b.
Pranata sosial
dan peranannya
c.
Institusionalisasi
1.
Pertumbuhan
Penduduk dan Migrasi
a. Penduduk
dunia dan masalahnya
Pada
awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai
500 juta jiwa jumlahnya. Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat
dengan cepat, hal ini dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Termasuk salah satunya adalah ilmu kedokteran juga berkembang.
Akibatnya, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usahaimunitas menjadi
lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi yang lahir semakin
rendah.
Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 ini cenderung
mengalami kondisi stationer, bahkan Jerman Barat cenderung memiliki jumlah
penduduk berumur muda, dibandingkan
dengan jumlah dewasa. Dengan begitu negara ini memiliki masalah penduduk bukan
pertumbuhannya.
b. Pendidikan
dan Kesehatan dinegara Berkembang
1)
Pendidikan
Pendudukan pedesaan, terutama anak-anak usia sekolah di
negara-negara berkembang Afrika, Asia dan Amerika Latin sebagian tidak
memperoleh kesempatan menenpuh jenjang pendidikan disekolah, akibat dari
kondisi kemiskinannya, terutama yang berada didaerah pedesaan. Disamping unsur
tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling sering kekurangan bangunan
sekolah dan guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang lebih tragis lagi, desa itu
tidak memiliki bangunan sekolah.
2)
Kesehatan
Penduduk
usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan kekurangan
vitamin A, kasus penderita kekurangam vitamin A yang menonjol, misalnya terjadi
pada anak-anak di negara-negara Asia Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma,
Srilangka, India bagian Selatan, Indonesia dan Malaysia.
3)
Perhatian para negarawan dan ilmu
terhadap masalah penduduk dunia
Para
negarawan dan ilmuan sungguh-sungguh menyadari dan telah memperhitungkan betapa
besar bencana yang ditimbulkan oleh ledakan penduduk dunia. Kelompok Roma melakukan studi internasional
selama 18 bulan dengan biaya dari Yayasan Volkswagen di Jerman, metode mereka
menggunakan komputer yang lebih dikenal dengan Model Dunia Promotif, adalah
suatu model menurut Dynamica System yang merupakan metode baru untuk memahami
kelakuan dinamis dari sistem-sistem yang bersifat berputar, dan kait mengkait.
Metodologi yang dinamika itu sebagai karya rintisan
Prof.Jay Forrester dari MIT. Model dunia ini dibuat secara khusus untuk mempelajari
kelakuan kelima unsur dominan yaitu:
1.
Penduduk yang makin bertambah.
2.
Makin pesat perindustralian.
3.
Produk pertanian.
4.
Makin habis sumber-sumber alam yang tak
tergantikan.
5.
Dan Makin rusak alam lingkungan, serta
mempelajari berbagai pengaruh timbal balik terhadap sistem dunia dalam jangka
panjang.
4) Interaksi
eksponensial dari lima variabel yang dominan
Kelima
variabel yang dominan membuktikan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Penduduk bertambah, kebutuhan sandang pangan dan papan/perumahan terus bertambah.
Diperkirakan pada saat jumlah penduduk bertambah menjadu dua kali lipat, akan
dihadapi krisis kekurangan ntanah yang serius. Krisis selanjutnya akan segera
muncul , produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi
pangan seolah-olah tidak punya arti apa-apa. Dari segi lain, akibat pertumbuhan
penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup berat,
bersumber dari knalpot kendaraan dan pembuangan perindustrian.
c. Usaha
mengatasi masalah penduduk dunia
Kenaikan
pesat jumlah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia, Afrika, dan
Amerika Latin, mendorong usaha-usaha bersama negara-negara di dunia untuk
segera menentukan langkah-langkah konkret dalam penanggulangan problem-problem
penduduk dunia. Untuk mencapai suatu ekosistem penduduk dunia yang stabil,
diperlukan langkah-langkah sebgai berikut:
1. Penduduk
stabilitas.
2. Konsumsi
sunber alam dan pembangkitan polusi harus dikurangi
3. Penyelenggaraan
pendidikan dan penggandaan fasilitas kesehatan harus diutamakan.
4. Penekanan
lebih besar diberikan kepada produksi bahan pangan.
5. Prioritas
besar diberikan kepada usaha-usaha penyuburan dan perlindungan tanah untuk
mencegah erosi.
d. Masalah
penduduk di Indonesia
Masalah penduduk timbul
sebagai akibat dari perubahan penduduk, antara lain:
1. Pertambahan
atau pengurangan penduduk, keduanya dapat mengakibatkan perubahan bahan dalam
humas welfare dan struktur penduduk.
2. Kerapatan/kepadatan,
dan penyebaran penduduk yang akan dapat mempengaruhi tata ekonomi, tata
pergaulan, tata politik dan budaya masyarakat.
Beberapa masalah
kependudukan yang disebabkan oleh:
1) Rapat
penduduk (Population Density)
Pengetian
untuk rapat penduduk adalah perbandingan antara jumlah orang dengan tanah yang
didiami/diolah dalam satu luas.
Kegunaan
mengetahui angka kerapatan penduduk adalah:
a. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala overpopulation
b. Untuk
mengatahui pusat-pusat aglomenrasi penduduk
c. Untuk
mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya.
2) Penyebaran
penduduk (Population Distribution)
Tersebarnya
penduduk dalam beberapa wilayah sangat bergantung dari faktor-faktor: lokasi,
iklim,sumber alam kemudian transportasi dan sebagainya. Hal ini adalah salah
satu penyebab penmyebaran penduduk di Indonesia tidak menyebar rata, ada yang
kekurangan dan ada yang kepadatan.
3) Kelebihan
penduduk dan Kekuran penduduk
Akibat
langsung dengan adanya kelebihan penduduk ialah timbulnya penganguran,
sedangkan akibat dari kurangnya penduduk adalah kurangnya tenaga kerja.
4) Masalah
penduduk yang dihadapi oleh Negara yang sedang berkembang.
a. Masalah
kelebihan penduduk.
Ada
dua macam kelebihan penduduk yang harus kita ketahui,yaitu:
1. Kelebihan
penduduk yang absolut.
Yaitu
apabila suatu daerah dalam waktu tertentu, telah tidak dapat memberikan
kebutuhan hidup kepada manusia yang berdomisi di wilayah tersebut.
2. Kelebihan
penduduk yang relatif
Yaitu
apabila suatu daerah dalam waktu tertentu kebutuhan hidup yang ada sudah tidak
sesuai lagi dengan tuntutan kemajuan ekonomi dan perkembangan sosial.
b. Masalah
Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Relatif Rendah
Hal
ini disebabkan oleh:
1. Kurangnya
fasilitas pendidikan dalam segala tingkatan dan diseluruh daerah
2. Pendapatan
perkapita penduduk yang asih rendah sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan
hidup primer pada umumnya dan untuk biaya sekolah.
5) Masalah
Pendapatan atau Produksi Perkapita dan Tinggi Pertumbuhan Penduduk.
Dengan
berbagai adanya masalah yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang relatif
cepat tersebut maka setiap pemerintah/negara mengambil kebijakan kependudukan.
6) Kebijakan
Kependudukan
a. Maksud
diadakannya Kebijakan Penduduk adalah untuk dapat lebih tercapainya
kesejahteraan penduduk/masyarakat dalam arti yang luas,terutama terjadinya
keseimbangan antara jumlah penduduk dengan hasil pembangunan baik melalui
pertanian, industri, impor dan ekspor dan sebagainya,
b. Pengertian
KebiksanaanKependudukan
Pada
prinsipnya kebijaksaan suatu negara yang menyangkut kemakmuran penduduknya
dapat digolongkan dalam kebijaksaan kependudukan.
c. Pelaksaan
Kebijaksanaan Kependudukan
Dalam
melaksanakan Kebijakan Kependudukan untuk penyelesaian masalah penduduk dapat
dapat ditempuh beberapa usah yang dapat dilaksanakan sendiri-sendiri,
beturut-turut atau secara bermacam-macam sekaligus tergantung kepada keadaan
setempat.
Dalam
usaha mengimbangi pertambahan penduduk perlu hasil-hasil pertanian dan
peternakan dipelihara, dipertahankan dan ditambah (konversi), yang dapat
dilaksanakan dengan:
1. Preservasi:dalam
hal ini diusahakan agar kualitas dan kuantitas hasil bumi diperbaiki untuk
masa-masa yang akan datang.
2. Restorasi:
agar berhasil, hasil bumi dan ternak dapat tetap tinggi perlu dipelihara
sumber-sumber biotik dengan mencegah penyakit-penyakit tanaman dan hewan.
3. Benerfisiasi: Sumber-sumber
alam tetap dipelihara Kelangsungan fungsinya beserta perkembangannya, agar
makin banyak tenaga alam dapat dipergunakan dalam proses pembangunan.
4. Reklame: Penambahan
hasil pertanian dapat dijalankan dengan mengubah tanah-tanah improduktif
menjadi produktif.
7) Usaha-usaha
yang dilakukan Kebiksanaan Kependudukan
a. Usaha
Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian
1. Ekstensifikasi
Pertanian L untuk menambah hasil bumi, areal pertanian harus diperluas dengan
jalan.
2. Intensifikasi
petanian adalah upaya untuk memperbaiki dalam bidang bercocok tanam.
b. Transmigrasi
Pemindahan penduduk daerah padat
kedaerah yang tidak atau kurang padat dapat mengurangi populations pressure
didaerah pengirim,dan dapat menimbulkan daerah-daerah pertanian yang baru
didaerah penerima. Macam-macam transmigrasi yang dilakukan pemerintah:
1. Transmigrasi
umum
2. Trasmigrasi
spontan
3. Transmigrasi
sektorial
4. Transmigrasi
ABRI
5. Transmigrasi
Bedol Desa
c. Industriliasasi
Industrialisasi ini diusahakan agar
kebutuhan penduduk dapat dilayani
secukupnya dengan cepat dan merata tetapi tidak mengurangi kualitas priduksi.
d. Keluarga
Berencana
1. Sifat
Pelaksanaan Program Keluarga Berencana adalah sukarela bagi
pengikut/pesertanya.
2. Sarana
Program Keluarga Berencana
Adalah: Masyarakat seluruh
Indonesia/terutama mereka pasangan suami istri/keluarga baik dikota-kota maupun
didesa.
3. Tujuan
Program Keluarga Berencana:
Ø Meningkatkan
derajat kesejahteraan masyarakat terutama anak, ibu dengan cara menjarangkan
kelahirannya.
Ø Mengurangi
laju pertambahan penduduk
4. Usaha
Program Keluarga Berencana
Ø Menjarangkan kelahiran
Ø Pengobatan
kemandulan
Ø Nasihat
Perkawinan
e.
Pendidikan Kependudukan
Maksud melaksanakan
Pendidikan Kependudukan aldalah agar masyarakat dapat mengubah cara berpikir
dari cara berpikir tradisional statis menunjut cara berpikir yang rasional dan
bertanggung jawab terhadap besar kecilnya keluarga dalam memanfaatkan masa
produktifitasnya yakni dengan mencintai keluarga kecil yang berbahagia,
sejahtera tidak mencintai keluarga besar yang tanpa bahagia.
e. Migrasi
Migrasi
adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan pindahnya tidak
terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi, pindah ke unit
administrasi lain, misalnya kelurahan, kabupaten,kota dan negara.
Teori Migrasi
1. Teori
Gravitasi
Ravenstain
pada 1889 telah menguraikan terdapatnta tentang fenomena migrasi yang disusun
dalam hukum-hukum migrasi yang terkenal sampai sekarang.
a. Semakin jauh jarak, semakin kurang volume migran.
b. Setiap
arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik yang sebagai gantinya.
c. Adanya
perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan timbulnya migrasi.
d. Wanita
cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat letaknya.
e. Kemajuan
teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi.
f. Motif
utama migrasi adalah ekonomi.
2. Teori
Dorong
Teori
dorong pertama kali diperkenalkan oleh Everett S.Lee pada tahun 1966. Dalam
teorinya Lee mengemukakan adanya 4 faktor yang berpengaruh terhadap seseorang
dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi, yaitu:
a. Faktor-faktor
yang terdapat didaerah asal
b. Faktor-faktor
yang terdapat didaerah tujuan
c. Faktor-faktor
rintangan
d. Faktor
pribadi
Faktor-faktor
yang terdapat di daerah asala maupun di daerah tujuan dapat bersifat positif
artinya mempunyai daya dorong atau mempunyai sifat negatif artinya mempunyai
daya penghambat.
Beberapa
alasan yang menyebabkan perpindahan penduduk:
1. Alasan
Ekonomi
2. Alasan
Politik
3. Alasan
Agama
2.
Pembagian
Kerja Dalam Masyarakat
Meskipun teknologi bari di bidang
pertanian, seperti pupuk,bibit unggul, insektisida dan lain-lain memperluas
kesempatan kerja kepada masyarakat tetapi belum juga mampu menyerap pertambahan
tenaga kerja.
Masalah kesempatan kerja tidak dapat
dipisahkan dari pembangunan bidang lain, sehingga dalam pemecahannya harus
dikaitkan dengan melihat latar belakang semua bidang lain yang melingkupinya.
Oleh karena itu, hambatan perluasan kesempatan kerja ini harus dikaitkan dengan
ketimpangan struktur kependudukan dan ekonomi pada masa lampau. Demikian pula
untuk masa yang akan datang, diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang
situasi masa lampau dan masa sekarang.
Adapun ketimpangan-ketimpangan yang
mempengaruhi usaha-usaha perluasan kesempatan kerja adalah:
1.
Pola pemukiman
penduduk antara pulau Jawa dan luar Jawa
2.
Ketimpangan
pembangunan antar daerah
3.
Ketidakserasian
laju pembangunan di daerah kota dan pedesaan
4.
Kurang
berkembangnya informasi pasar tenaga kerja sehingga menimbulkan kesenjangan
permintaan dan penawaran tenaga kerja
5.
Kurang
terdapatnya penyusaian antara program pendidikan dengan arah pembangunan
6.
Ketimpangan
koordinasi di dalam kepemilikan investasi padat modal dan padat karya
7.
Masalah
pengangguran terbuka dan penganguran terselubung
8.
Ketimpangan
peranan pemerintah dan peranan swasta
Akibat dari kelebihan tenaga kerja didaerah
pedesaan dapat menimbulkan 2 kemungkinan yaitu:
1.
Tetap tinggal
didesa, sehingga menyebabkan “disguised unemployment”, yakni jumlah tenaga
kerja lebih banyak dari sember daya alam dan faktor produksi,sehingga
kebanyakan tenaga kerja pertanian menjadi setengah menganggur. Tenaga kerja itu
telah diboroskan atau digunakan dengan tidak rasional.
2.
Mereka akan masuk
kedalam bidang-bidang yang masih bisa mendukung pendapatan yakni hutan di kota.
3.
Perkembangan
Kebudayaan
Kebudayaan=cultuur (bahasa Belanda) =
culture (bahasa Inggris) = tsaqafah (bahasa Arab); berasal dari perkataan latin
“Colero” yang artinya mengolah, mengerjakan, mengembangkan dan menyuburkan,
terutama mengolah tanah atau bertani.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia,
kebudayaan berasal dari bahasa Sanksekerta “Budhaya” yakni bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal
manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Pada umumnya orang mengartikan
kebudayaan dengan kesenian, seperti seni tari, lukias, dan musik. Dalam
pandangan sosiologi, kebudayaan mempunyai arti yang lebih luas daripada itu,
Kebudayaan meliputi semua hasil karya, cipta, rasa, baik secara material maupun
yang bersifat kerohanian.
Kebudayaan
Material adalah
hasil cipta, karya yang berwujud benda-benda atau barang-barang pengolahan
alam, seperti : gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, dan rumah-rumah.
Kebudayaan
Nonmaterial adalah hasil
cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan,
ilmu pengetahuan, keyakinan, dan keagamaan.
a.
Hubungan
manusia dengan kebudayaan
Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari
2 segi, yaitu:
Ø Manusia sebagai mahluk biologi
Ø Manusi sebagai mahluk Sosio-Budaya
Sebagai mahluk biologi, manusi
dipelajari dalam ilmu biologi atau anatomi: dan sebagai mahluk sosio-budaya
manusi dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya menyelidiki
seluruh cara hidup manusia,bagaimana manusia dengan akal budinya dan struktur
fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya.
b.
Hubungan
Masyarakat dengan Kebudayaan
Masyarakat adalah kumpulan manusia
yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang telah cukup lama, dan mempunyai
aturan-aturan yang mengatur mereka, untuk menuju ke tujuan yang sama. Dalam
masyarakat tersebut manusia selalau memperoleh kecakapan,
pengetahuan-pengetahuan baru sehingga penimbunan itu dalam keadaan yang sehat
dan selalu bertambah isinya.
c.
Hubungan
manusia, masyarakat dengan kebudayaan
Dari uraian diatas, maka ternyata
bahwa nmanusi, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dalam artinya utuh. Karena kepada tiga unsur inilah kehidupan
mahluk sosial berlangsung.
Masyarakat tidak dapat dipisahkan
daripada manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat. Yaitu
hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sabagai penanggung
kewajiban dan hak.Dengan adanya kebudayaan dalam masyarakat itu adalah sebagai
bantuan yang besar sekali epada individu-individu, baik sejak permulaan adanya
masyarakat sampai kini, di dalam melatih dirinya memperoleh dunianya yang baru.
Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam bertindak dan
berpikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari sebab
itulah kebudayaan itu tak dapat dilepaskan dengan individu dan masayarakat.
Karena pengertian Kebudayaan itu amat
luas, maka Koentjaraningrat merumuskan bahwa sedikitnya ada 3 wujud kebudayaan:
1.
Wujud
ide, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan
2.
Wujud
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3.
Wujud
benda-benda hasil karya manusia (koentjaraningrat, 1974)
Wujud pertama adalah wujud ide, sifatnya
abstrak, tak dapat diraba, lokasinya ada didalam kepala kita masing-masing.
Wujud ide ini baru nampak bila dibuat dalam karangan atau buku-buku hasil
karya.
Wujud kedua adalah kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat, misalnya m,anusia melakukan kegiatan berinteraksi,bergaul satu sama lain.
Wujud ketiga adalah hasil karya manusia. Wujud
ini sifatnya paling konkrit,nyata,dapat diraba, dilihat, dan difoto.
Ketiga wujud kebudayaan diatas, apabila
dirinci secara khusus ke dalam unsur-unsurnya, maka kebudayaan itu sedikitnya
ada 7 unsur:
1) Sistem religi dan upara keagamaan
2) Sistem dan organisasi masyarakat
3) Sistem pengetahuan
4) Bahasa
5) Kesenian
6) Sistem mata pencaharian hidup
7) Sistem teknologi dan peralatan
4.
Pranata-pranata
dan Institusionalisme
Pranata (lembaga kemasyarakatan) merupakan
terjemahan langsung dari istilah asing “Social Institusional” karena pengertian
lembaga lebih menunjuk kepada suatu bentuk dan sekaligus juga mengandung
pengertian-pengertian yang abstrak perihal adanya norma-norma dan
peraturan-peraturan tertentu.
a. Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan
Norma-norma dalam
masyarakat berguna untuk mengatur hubungan antara manusia didalam masyarakat
agar terlaksana sebagai mana yang mereka harapkan. Norma-norma yang ada dalam
masyarakat itu mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada norma yang
lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya pengikatnya,dimana angota-angota
masyarakat pada umunya tidak berani melanggarnya.
Untuk dapat
membedakan kekuatan mengikat daripada norma-norma tersebut maka secara
sosiologis dikenal adanya empat pengertian:
1. Cara (usage)
2. Kebiasaan (folkways)
3. Tata kelakuan (mores)
4. Adat istiadat (costum)
Keempat pengetian tersebut diatas merupakan
norma-norma kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bakat yang berupa perintah
atau larangan yang bersifat mengikat dan memaksa untuk dilaksanakannya.
1. Cara (usage)
Cara atau usage
ini banyak menunjuk pada suatu perbuatan antara individu dengan individu
lainnyan dalam hubungan bermasyarakat.
2. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan ini
mempunyai kekuatan mengikat yang kebih besar daripada usage, karena kebiasaan
ini dilakukan berulang-ulang yang menunjukkan bahwa banyak orang yang
menyukainya.
3. Tata kelakuan (mores)
Menurut mac Iver
dan H.Page, tata kelakuan adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada didalam
masyarakat yang diterima sebagai nama-nama pengatur dalam msayarakat itu. Tata
kelakuan (mores) sangat penting bagi masyarakat,sebab:
a) Tata kelakuan memberikan batas-batas kelakuan
pada individu.
b) Tata kelakuan mengidentifikasi individu dengan
kelompoknya
c) Tata kelakuan menjaga solidaritas antara
angota-angota masyarakat
4. Adat kebiasaan (costum)
Adat kebiasaan
atau costum ini bisa terjadi dari tata kelakuan yang kekal serta kuat
integrasinya dengan pola perilkuan masyarakat.
b. Pranata sosial dan peranannya
Bilamana manusia menciptakan asosiasi,
maka mereka juga menciptakan peraturan-peraturan dan cara-cara untuk mengatur
pelaksanaan kepentingan agota-angotanya satu sama lain.
Cara-cara mempelajari institusi:
Pada umumnya dalam mempelajari institusi
ada 3 macam yang dapat digunakan secara sendiri atau bersama-sama dengan yang
lain:
1.
Analisa
kesejahteraan
Yaitu berusaha untuk menyelidi pertumbuhan dan
perkembangannya didalam waktu/usia.
2.
Analisis
kompratif
Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan
institusi dalam masyarakat yang berlainan.
3.
Pendekatan
fungsional
Yaitu menyelidiki hubungan-hubungan fungsional
antara berbagai institution approach, ini seringkali menyangkut analisis
kesejahteraan dan sering-sering juga menggunakan penyelidikan secara kompratif.
Istilah Institution dan Institute
Istilah asing dari pranata adalah
institution,tetapi pemakaian istilah ini membutuhkan perhatian yang khusus.
Institution mempunyai arti yang berbeda dengan institute.
Institute berarti badan organisasi
yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai lapangan kehidupan
masyarakat.
Macam-macam
lembaga sosial
Dr.
Koentjaraningrat membagi lembaga sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi
8 macam:
1)
Pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau domestic insitutions.
2)
Pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup.
3)
Pranata yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia.
4)
Pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan.
5)
Pranata yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan
rekrasi.
6)
Pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam
gaib.
7)
Pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau
bernegara.
8)
Pranata yang
bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia.
c. Institusionalisasi (pelembangan)
Institusionalisasi
belum memiliki unsur-unsur sistem sosial yang sempurna sebagaimana yang
terdapat di dalam institusi,akan tetapi institusionalisasi baru merupakan
tahap-tahap menuju perkembangan sistem yang teratur dari sistem sosial dan
diterima oleh masyarakat.
Suatu perkumpulan
baru dinyatakan sebagai institusi(lembaga) bila didalamnya ada unsur-unsur
sistem sosial yang teratur, seperti yang telah dikemukakan oleh Loomis (1960)
sebagai berikut:
1) Kepercayaan
2) Sentimen
3) Tujuan
4) Norma
5) Status perencanaan
6) Ranking
7) Power
8) Sanksi
9) Fasilitas
Sedangkan
dilihat dari segi prosesnya, ialah suatu bentuk aktivitas-aktivitas yang
meliputi:
1) Adanya
komunikasi
2) Adanya pemeliharaan batas-batas
3) Adanya hubungan sistem
4) Adanya sosialisasi
5) Adanya kontrol sosial
6) Adanya Institusionalisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar