Jumat, 27 November 2015

Ilmu Sosial Dasar: Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan





    
 
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan


Daftar Isi:
1.    Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi
a.      Penduduk dunia dan masalahnya
b.      Pendidikan dan Kesehatan dinegara-negara berkembang
c.      Usaha mengatasi masalah penduduk dunia
d.      Masalah penduduk di Indonesia
2.    Pembagian Kerja Dalam Masyarakat
3.    Perkembangan Kebudayaan
a.      Hubungan manusia dan kebudayaan
b.      Hubungan masyarakat dengan kebudayaan
c.      Hubungan masayarakat, masnuia dan kebudayaan
4.    Pranata-pranata dan Institusionalisasi
a.      Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan
b.      Pranata sosial dan peranannya
c.      Institusionalisasi








1.     Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi
a.     Penduduk dunia dan masalahnya
Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai 500 juta jiwa jumlahnya. Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat, hal ini dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk salah satunya adalah ilmu kedokteran juga berkembang. Akibatnya, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usahaimunitas menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi yang lahir semakin rendah.
            Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 ini cenderung mengalami kondisi stationer, bahkan Jerman Barat cenderung memiliki jumlah penduduk berumur  muda, dibandingkan dengan jumlah dewasa. Dengan begitu negara ini memiliki masalah penduduk bukan pertumbuhannya.

b.    Pendidikan dan Kesehatan dinegara Berkembang
1)     Pendidikan
            Pendudukan pedesaan, terutama anak-anak usia sekolah di negara-negara berkembang Afrika, Asia dan Amerika Latin sebagian tidak memperoleh kesempatan menenpuh jenjang pendidikan disekolah, akibat dari kondisi kemiskinannya, terutama yang berada didaerah pedesaan. Disamping unsur tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling sering kekurangan bangunan sekolah dan guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang lebih tragis lagi, desa itu tidak memiliki bangunan sekolah.
2)     Kesehatan
Penduduk usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan kekurangan vitamin A, kasus penderita kekurangam vitamin A yang menonjol, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma, Srilangka, India bagian Selatan, Indonesia dan Malaysia.
3)     Perhatian para negarawan dan ilmu terhadap masalah penduduk dunia
Para negarawan dan ilmuan sungguh-sungguh menyadari dan telah memperhitungkan betapa besar bencana yang ditimbulkan oleh ledakan penduduk dunia.  Kelompok Roma melakukan studi internasional selama 18 bulan dengan biaya dari Yayasan Volkswagen di Jerman, metode mereka menggunakan komputer yang lebih dikenal dengan Model Dunia Promotif, adalah suatu model menurut Dynamica System yang merupakan metode baru untuk memahami kelakuan dinamis dari sistem-sistem yang bersifat berputar, dan kait mengkait.
            Metodologi yang dinamika itu sebagai karya rintisan Prof.Jay Forrester dari MIT. Model dunia ini dibuat secara khusus untuk mempelajari kelakuan kelima unsur dominan yaitu:
1.      Penduduk yang makin bertambah.
2.      Makin pesat perindustralian.
3.      Produk pertanian.
4.      Makin habis sumber-sumber alam yang tak tergantikan.
5.      Dan Makin rusak alam lingkungan, serta mempelajari berbagai pengaruh timbal balik terhadap sistem dunia dalam jangka panjang.

4)     Interaksi eksponensial dari lima variabel yang dominan
Kelima variabel yang dominan membuktikan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Penduduk bertambah, kebutuhan sandang pangan dan papan/perumahan terus bertambah. Diperkirakan pada saat jumlah penduduk bertambah menjadu dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan ntanah yang serius. Krisis selanjutnya akan segera muncul , produksi pangan tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia. Produksi pangan seolah-olah tidak punya arti apa-apa. Dari segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial, lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup berat, bersumber dari knalpot kendaraan dan pembuangan perindustrian.

c.     Usaha mengatasi masalah penduduk dunia
Kenaikan pesat jumlah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin, mendorong usaha-usaha bersama negara-negara di dunia untuk segera menentukan langkah-langkah konkret dalam penanggulangan problem-problem penduduk dunia. Untuk mencapai suatu ekosistem penduduk dunia yang stabil, diperlukan langkah-langkah sebgai berikut:
1.      Penduduk stabilitas.
2.      Konsumsi sunber alam dan pembangkitan polusi harus dikurangi
3.      Penyelenggaraan pendidikan dan penggandaan fasilitas kesehatan harus diutamakan.
4.      Penekanan lebih besar diberikan kepada produksi bahan pangan.
5.      Prioritas besar diberikan kepada usaha-usaha penyuburan dan perlindungan tanah untuk mencegah erosi.


d.    Masalah penduduk di Indonesia
Masalah penduduk timbul sebagai akibat dari perubahan penduduk, antara lain:
1.      Pertambahan atau pengurangan penduduk, keduanya dapat mengakibatkan perubahan bahan dalam humas welfare dan struktur penduduk.
2.      Kerapatan/kepadatan, dan penyebaran penduduk yang akan dapat mempengaruhi tata ekonomi, tata pergaulan, tata politik dan budaya masyarakat.

Beberapa masalah kependudukan yang disebabkan oleh:
1)     Rapat penduduk (Population Density)
Pengetian untuk rapat penduduk adalah perbandingan antara jumlah orang dengan tanah yang didiami/diolah dalam satu luas.
Kegunaan mengetahui angka kerapatan penduduk adalah:
a.      Untuk mengetahui ada tidaknya gejala overpopulation
b.      Untuk mengatahui pusat-pusat aglomenrasi penduduk
c.      Untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya.
2)     Penyebaran penduduk (Population Distribution)
Tersebarnya penduduk dalam beberapa wilayah sangat bergantung dari faktor-faktor: lokasi, iklim,sumber alam kemudian transportasi dan sebagainya. Hal ini adalah salah satu penyebab penmyebaran penduduk di Indonesia tidak menyebar rata, ada yang kekurangan dan ada yang kepadatan.
3)     Kelebihan penduduk dan Kekuran penduduk
Akibat langsung dengan adanya kelebihan penduduk ialah timbulnya penganguran, sedangkan akibat dari kurangnya penduduk adalah kurangnya tenaga kerja.
4)     Masalah penduduk yang dihadapi oleh Negara yang sedang berkembang.
a.      Masalah kelebihan penduduk.
Ada dua macam kelebihan penduduk yang harus kita ketahui,yaitu:
1.      Kelebihan penduduk yang absolut.
Yaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu, telah tidak dapat memberikan kebutuhan hidup kepada manusia yang berdomisi di wilayah tersebut.
2.      Kelebihan penduduk yang relatif
Yaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu kebutuhan hidup yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kemajuan ekonomi dan perkembangan sosial.

b.      Masalah Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Relatif Rendah
Hal ini disebabkan oleh:
1.      Kurangnya fasilitas pendidikan dalam segala tingkatan dan diseluruh daerah
2.      Pendapatan perkapita penduduk yang asih rendah sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan hidup primer pada umumnya dan untuk biaya sekolah.
5)     Masalah Pendapatan atau Produksi Perkapita dan Tinggi Pertumbuhan Penduduk.
Dengan berbagai adanya masalah yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang relatif cepat tersebut maka setiap pemerintah/negara mengambil kebijakan kependudukan.
6)     Kebijakan Kependudukan
a.      Maksud diadakannya Kebijakan Penduduk adalah untuk dapat lebih tercapainya kesejahteraan penduduk/masyarakat dalam arti yang luas,terutama terjadinya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan hasil pembangunan baik melalui pertanian, industri, impor dan ekspor dan sebagainya,
b.      Pengertian KebiksanaanKependudukan
Pada prinsipnya kebijaksaan suatu negara yang menyangkut kemakmuran penduduknya dapat digolongkan dalam kebijaksaan kependudukan.
c.      Pelaksaan Kebijaksanaan Kependudukan
Dalam melaksanakan Kebijakan Kependudukan untuk penyelesaian masalah penduduk dapat dapat ditempuh beberapa usah yang dapat dilaksanakan sendiri-sendiri, beturut-turut atau secara bermacam-macam sekaligus tergantung kepada keadaan setempat.
Dalam usaha mengimbangi pertambahan penduduk perlu hasil-hasil pertanian dan peternakan dipelihara, dipertahankan dan ditambah (konversi), yang dapat dilaksanakan dengan:
1.      Preservasi:dalam hal ini diusahakan agar kualitas dan kuantitas hasil bumi diperbaiki untuk masa-masa yang akan datang.
2.      Restorasi: agar berhasil, hasil bumi dan ternak dapat tetap tinggi perlu dipelihara sumber-sumber biotik dengan mencegah penyakit-penyakit tanaman dan hewan.
3.      Benerfisiasi: Sumber-sumber alam tetap dipelihara Kelangsungan fungsinya beserta perkembangannya, agar makin banyak tenaga alam dapat dipergunakan dalam proses pembangunan.
4.      Reklame: Penambahan hasil pertanian dapat dijalankan dengan mengubah tanah-tanah improduktif menjadi produktif.

7)     Usaha-usaha yang dilakukan Kebiksanaan Kependudukan
a.      Usaha Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian
1.      Ekstensifikasi Pertanian L untuk menambah hasil bumi, areal pertanian harus diperluas dengan jalan.
2.      Intensifikasi petanian adalah upaya untuk memperbaiki dalam bidang bercocok tanam.
b.      Transmigrasi
Pemindahan penduduk daerah padat kedaerah yang tidak atau kurang padat dapat mengurangi populations pressure didaerah pengirim,dan dapat menimbulkan daerah-daerah pertanian yang baru didaerah penerima. Macam-macam transmigrasi yang dilakukan pemerintah:
1.      Transmigrasi umum
2.      Trasmigrasi spontan
3.      Transmigrasi sektorial
4.      Transmigrasi ABRI
5.      Transmigrasi Bedol Desa
c.      Industriliasasi
Industrialisasi ini diusahakan agar kebutuhan penduduk dapat  dilayani secukupnya dengan cepat dan merata tetapi tidak mengurangi kualitas priduksi.
d.      Keluarga Berencana
1.      Sifat Pelaksanaan Program Keluarga Berencana adalah sukarela bagi pengikut/pesertanya.
2.      Sarana Program Keluarga Berencana
Adalah: Masyarakat seluruh Indonesia/terutama mereka pasangan suami istri/keluarga baik dikota-kota maupun didesa.
3.      Tujuan Program Keluarga Berencana:
Ø Meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat terutama anak, ibu dengan cara menjarangkan kelahirannya.
Ø Mengurangi laju pertambahan penduduk
4.      Usaha Program Keluarga Berencana
Ø  Menjarangkan kelahiran
Ø Pengobatan kemandulan
Ø Nasihat Perkawinan
e.      Pendidikan Kependudukan
Maksud melaksanakan Pendidikan Kependudukan aldalah agar masyarakat dapat mengubah cara berpikir dari cara berpikir tradisional statis menunjut cara berpikir yang rasional dan bertanggung jawab terhadap besar kecilnya keluarga dalam memanfaatkan masa produktifitasnya yakni dengan mencintai keluarga kecil yang berbahagia, sejahtera tidak mencintai keluarga besar yang tanpa bahagia.

e.     Migrasi
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan, kabupaten,kota dan negara.
Teori Migrasi
1.      Teori Gravitasi
Ravenstain pada 1889 telah menguraikan terdapatnta tentang fenomena migrasi yang disusun dalam hukum-hukum migrasi yang terkenal sampai sekarang.
a.      Semakin  jauh jarak, semakin kurang volume migran.
b.      Setiap arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik yang sebagai gantinya.
c.      Adanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan timbulnya migrasi.
d.      Wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat letaknya.
e.      Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi.
f.       Motif utama migrasi adalah ekonomi.
2.      Teori Dorong
Teori dorong pertama kali diperkenalkan oleh Everett S.Lee pada tahun 1966. Dalam teorinya Lee mengemukakan adanya 4 faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi, yaitu:
a.      Faktor-faktor yang terdapat didaerah asal
b.      Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan
c.      Faktor-faktor rintangan
d.      Faktor pribadi
Faktor-faktor yang terdapat di daerah asala maupun di daerah tujuan dapat bersifat positif artinya mempunyai daya dorong atau mempunyai sifat negatif artinya mempunyai daya penghambat.
Beberapa alasan yang menyebabkan perpindahan penduduk:
1.      Alasan Ekonomi
2.      Alasan Politik
3.      Alasan Agama



2.     Pembagian Kerja Dalam Masyarakat
Meskipun teknologi bari di bidang pertanian, seperti pupuk,bibit unggul, insektisida dan lain-lain memperluas kesempatan kerja kepada masyarakat tetapi belum juga mampu menyerap pertambahan tenaga kerja.      
Masalah kesempatan kerja tidak dapat dipisahkan dari pembangunan bidang lain, sehingga dalam pemecahannya harus dikaitkan dengan melihat latar belakang semua bidang lain yang melingkupinya. Oleh karena itu, hambatan perluasan kesempatan kerja ini harus dikaitkan dengan ketimpangan struktur kependudukan dan ekonomi pada masa lampau. Demikian pula untuk masa yang akan datang, diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang situasi masa lampau dan masa sekarang.
Adapun ketimpangan-ketimpangan yang mempengaruhi usaha-usaha perluasan kesempatan kerja adalah:
1.      Pola pemukiman penduduk antara pulau Jawa dan luar Jawa
2.      Ketimpangan pembangunan antar daerah
3.      Ketidakserasian laju pembangunan di daerah kota dan pedesaan
4.      Kurang berkembangnya informasi pasar tenaga kerja sehingga menimbulkan kesenjangan permintaan dan penawaran tenaga kerja
5.      Kurang terdapatnya penyusaian antara program pendidikan dengan arah pembangunan
6.      Ketimpangan koordinasi di dalam kepemilikan investasi padat modal dan padat karya
7.      Masalah pengangguran terbuka dan penganguran terselubung
8.      Ketimpangan peranan pemerintah dan peranan swasta
Akibat dari kelebihan tenaga kerja didaerah pedesaan dapat menimbulkan 2 kemungkinan yaitu:
1.      Tetap tinggal didesa, sehingga menyebabkan “disguised unemployment”, yakni jumlah tenaga kerja lebih banyak dari sember daya alam dan faktor produksi,sehingga kebanyakan tenaga kerja pertanian menjadi setengah menganggur. Tenaga kerja itu telah diboroskan atau digunakan dengan tidak rasional.
2.      Mereka akan masuk kedalam bidang-bidang yang masih bisa mendukung pendapatan yakni hutan di kota.


3.     Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan=cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqafah (bahasa Arab); berasal dari perkataan latin “Colero” yang artinya mengolah, mengerjakan, mengembangkan dan menyuburkan, terutama mengolah tanah atau bertani.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sanksekerta “Budhaya” yakni bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Pada umumnya orang mengartikan kebudayaan dengan kesenian, seperti seni tari, lukias, dan musik. Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan mempunyai arti yang lebih luas daripada itu, Kebudayaan meliputi semua hasil karya, cipta, rasa, baik secara material maupun yang bersifat kerohanian.
Kebudayaan Material adalah hasil cipta, karya yang berwujud benda-benda atau barang-barang pengolahan alam, seperti : gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, dan rumah-rumah.
Kebudayaan Nonmaterial adalah hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan, dan keagamaan.
a.      Hubungan manusia dengan kebudayaan
Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:
Ø  Manusia sebagai mahluk biologi
Ø  Manusi sebagai mahluk Sosio-Budaya
Sebagai mahluk biologi, manusi dipelajari dalam ilmu biologi atau anatomi: dan sebagai mahluk sosio-budaya manusi dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia,bagaimana manusia dengan akal budinya dan struktur fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya.
b.      Hubungan Masyarakat dengan Kebudayaan

Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang telah cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka, untuk menuju ke tujuan yang sama. Dalam masyarakat tersebut manusia selalau memperoleh kecakapan, pengetahuan-pengetahuan baru sehingga penimbunan itu dalam keadaan yang sehat dan selalu bertambah isinya.
c.       Hubungan manusia, masyarakat dengan kebudayaan
Dari uraian diatas, maka ternyata bahwa nmanusi, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam artinya utuh. Karena kepada tiga unsur inilah kehidupan mahluk sosial berlangsung.
Masyarakat tidak dapat dipisahkan daripada manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat. Yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sabagai penanggung kewajiban dan hak.Dengan adanya kebudayaan dalam masyarakat itu adalah sebagai bantuan yang besar sekali epada individu-individu, baik sejak permulaan adanya masyarakat sampai kini, di dalam melatih dirinya memperoleh dunianya yang baru. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam bertindak dan berpikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tak dapat dilepaskan dengan individu dan masayarakat.
Karena pengertian Kebudayaan itu amat luas, maka Koentjaraningrat merumuskan bahwa sedikitnya ada 3 wujud kebudayaan:
1.      Wujud ide, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan
2.      Wujud kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3.      Wujud benda-benda hasil karya manusia (koentjaraningrat, 1974)
Wujud pertama adalah wujud ide, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, lokasinya ada didalam kepala kita masing-masing. Wujud ide ini baru nampak bila dibuat dalam karangan atau buku-buku hasil karya.
Wujud kedua adalah kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, misalnya m,anusia melakukan  kegiatan berinteraksi,bergaul satu sama lain.
Wujud ketiga adalah hasil karya manusia. Wujud ini sifatnya paling konkrit,nyata,dapat diraba, dilihat, dan difoto.
Ketiga wujud kebudayaan diatas, apabila dirinci secara khusus ke dalam unsur-unsurnya, maka kebudayaan itu sedikitnya ada 7 unsur:
1)     Sistem religi dan upara keagamaan
2)     Sistem dan organisasi masyarakat
3)     Sistem pengetahuan
4)     Bahasa
5)     Kesenian
6)     Sistem mata pencaharian hidup
7)     Sistem teknologi dan peralatan



4.     Pranata-pranata dan Institusionalisme
Pranata (lembaga kemasyarakatan) merupakan terjemahan langsung dari istilah asing “Social Institusional” karena pengertian lembaga lebih menunjuk kepada suatu bentuk dan sekaligus juga mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu.
a.      Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan
Norma-norma dalam masyarakat berguna untuk mengatur hubungan antara manusia didalam masyarakat agar terlaksana sebagai mana yang mereka harapkan. Norma-norma yang ada dalam masyarakat itu mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya pengikatnya,dimana angota-angota masyarakat pada umunya tidak berani melanggarnya.
Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat daripada norma-norma tersebut maka secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian:
1.      Cara (usage)
2.      Kebiasaan (folkways)
3.      Tata kelakuan (mores)
4.      Adat istiadat (costum)
Keempat pengetian tersebut diatas merupakan norma-norma kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bakat yang berupa perintah atau larangan yang bersifat mengikat dan memaksa untuk dilaksanakannya.
1.      Cara (usage)
Cara atau usage ini banyak menunjuk pada suatu perbuatan antara individu dengan individu lainnyan dalam hubungan bermasyarakat.
2.      Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan ini mempunyai kekuatan mengikat yang kebih besar daripada usage, karena kebiasaan ini dilakukan berulang-ulang yang menunjukkan bahwa banyak orang yang menyukainya.
3.      Tata kelakuan (mores)
Menurut mac Iver dan H.Page, tata kelakuan adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada didalam masyarakat yang diterima sebagai nama-nama pengatur dalam msayarakat itu. Tata kelakuan (mores) sangat penting bagi masyarakat,sebab:
a)      Tata kelakuan memberikan batas-batas kelakuan pada individu.
b)     Tata kelakuan mengidentifikasi individu dengan kelompoknya
c)      Tata kelakuan menjaga solidaritas antara angota-angota masyarakat
4.      Adat kebiasaan (costum)
Adat kebiasaan atau costum ini bisa terjadi dari tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola perilkuan masyarakat.

b.      Pranata sosial dan peranannya
Bilamana manusia menciptakan asosiasi, maka mereka juga menciptakan peraturan-peraturan dan cara-cara untuk mengatur pelaksanaan kepentingan agota-angotanya satu sama lain.
            Cara-cara mempelajari institusi:
            Pada umumnya dalam mempelajari institusi ada 3 macam yang dapat digunakan secara sendiri atau bersama-sama dengan yang lain:
1.      Analisa kesejahteraan
Yaitu berusaha untuk menyelidi pertumbuhan dan perkembangannya didalam waktu/usia.
2.      Analisis kompratif
Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan institusi dalam masyarakat yang berlainan.
3.      Pendekatan fungsional
Yaitu menyelidiki hubungan-hubungan fungsional antara berbagai institution approach, ini seringkali menyangkut analisis kesejahteraan dan sering-sering juga menggunakan penyelidikan secara kompratif.

Istilah Institution dan Institute
            Istilah asing dari pranata adalah institution,tetapi pemakaian istilah ini membutuhkan perhatian yang khusus. Institution mempunyai arti yang berbeda dengan institute.
            Institute berarti badan organisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai lapangan kehidupan masyarakat.


Macam-macam lembaga sosial
Dr. Koentjaraningrat membagi lembaga sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam:
1)     Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau domestic insitutions.
2)     Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup.
3)     Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia.
4)     Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan.
5)     Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekrasi.
6)     Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib.
7)     Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara.
8)     Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia.

c.       Institusionalisasi (pelembangan)
Institusionalisasi belum memiliki unsur-unsur sistem sosial yang sempurna sebagaimana yang terdapat di dalam institusi,akan tetapi institusionalisasi baru merupakan tahap-tahap menuju perkembangan sistem yang teratur dari sistem sosial dan diterima oleh masyarakat.
Suatu perkumpulan baru dinyatakan sebagai institusi(lembaga) bila didalamnya ada unsur-unsur sistem sosial yang teratur, seperti yang telah dikemukakan oleh Loomis (1960) sebagai berikut:
1)     Kepercayaan
2)     Sentimen
3)     Tujuan
4)     Norma
5)     Status perencanaan
6)     Ranking
7)     Power
8)     Sanksi
9)     Fasilitas

Sedangkan dilihat dari segi prosesnya, ialah suatu bentuk aktivitas-aktivitas yang meliputi:
1)    Adanya komunikasi
2)       Adanya pemeliharaan batas-batas
3)       Adanya hubungan sistem
4)       Adanya sosialisasi
5)       Adanya kontrol sosial
6)       Adanya Institusionalisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IBX5A7C4817A5BA6